Langsung ke konten utama

Menilik Konsepsi Beoljeon Pada Serial ‘The Glory’ Dalam Dunia Perdukunan Korea Selatan

Korea Selatan turut menjadi bagian dari negara yang melekat pada keberagaman kebudayaan maupun keyakinan yang menjadi penting dalam kehidupan masyarakat. Peradaban Korea dibentuk secara umum oleh kepercayaan Shamanisme, paham ini kemudian mempengaruhi sikap Korea Selatan terhadap agama dan kepercayaan. Hal inilah yang memantik Korea Selatan menjadi salah satu dari negara pluralistik yang tersebar di belahan dunia (Choi, 2007).

Drama Korea The Glory 2 Tayang Netflix (10/03/23)

Dewasa ini, ritual perdukunan Korea Selatan kerap ditampilkan dalam serial atau drama sebagai salah satu mediator dalam penyampaian pesan kepada publik. Salah satu serial drama Korea yang mengangkat sekelumit kisah mengenai dunia perdukunan Korea adalah ‘The Glory’. Drama yang mengutip perjalanan balas dendam Moon Dong-eun (Song Hye-kyo) ini, nampak menampilkan beberapa potongan scene yang mengarah pada praktik ritual perdukunan Korea. Dalam perwatakan Park Yeon-jin (Lim Ji-yeon), ia diduga kerap pergi kepada dukun untuk melakukan ritual tolak bala dan memohon keselamatan bersama dengan sang ibu, Hong Young-ae (Yoon Da-gyeong).

Konsepsi Beoljeon Dalam Scene ‘The Glory’

Pada beberapa cuplikan episode, Yeon Jin beserta sang ibu kedapatan mengunjungi seorang dukun wanita untuk memohon perlindungan atau sekadar meramal nasib. Namun naas, dukun tersebut dikisahkan mendapatkan hukuman ‘beoljeon’ yang menjadi penyebab kematiannya seketika. ‘Beoljeon’ (벌전) adalah hukuman dalam dunia perdukunan yang mana hukuman ini akan menjatuhi dukun yang menggunakan kekuatan gaib untuk keburukan. Dalam cuplikan episode 14-15, terlihat bahwa dukun tersebut telah menggunakan jiwa orang mati (Yoon So-hee) untuk memperoleh keuntungan pribadi, sehingga ia harus menerima hukuman. Dalam scene, dukun tersebut diketahui bekerja sama dengan Dong Eun untuk melakukan siasat kepada Yeon Jin dengan berpura-pura kerasukan arwah mendiang So Hee. kemungkinan melihat arwah So Hee yang ia tirukan dalam ritual. Tak lama, sang dukun pun menemui ajal setelah sebelumnya berkata bahwa So Hee berada di dekatnya.

Awalnya skenario Dong Eun mulai berjalan, namun kejanggalan pun muncul ketika sang dukun melontarkan sebuah kalimat “Haruskah aku melepas pakaian ini? Apa kamu ingin aku melepaskan pakaian ini dan memberikannya padamu?”. Percakapan itu sesungguhnya hanya diketahui oleh Yeon Jin dan So Hee sebelum akhirnya So Hee terjatuh dari gedung sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Dong Eun tidak mengetahui hal ini. Dukun pun kembali menari, namun seketika tariannya terhenti dan ia tersungkur, “Namun, sedang apa kau di sini? Kau sudah mati mengapa kau ada di sini? Ada luka bakar di sekujur tubuhmu dan kepalamu hancur”, lontar sang dukun pada ruang hampa.

Detik-Detik Sang Dukun Mendapat Hukuman Beoljeon: Ep. 15 The Glory 2

Hal tersebut menjadi janggal sebab sebelumnya Dong Eun tidak memberitahu sang dukun bagaimana kondisi So Hee saat meregang nyawa. Dugaan kuat bahwa situasi ini diluar kendali Dong Eun, tak berselang lama sang dukun perlahan terkapar dan sang anak dukun tersebut berteriak ‘Beoljeon!’ (벌전) yang merupakan hukuman terberat dalam dunia perdukunan Korea Selatan. Hukuman ini diperoleh sebab sang dukun dengan sengaja menggunakan nyawa So Hee untuk kepentingan pribadinya, namun ketika So Hee telah datang sang dukun justru mengusir arwah So Hee sehingga memicu kemarahan arwah So Hee yang berimbas pada hukuman ‘Beoljeon’ ini.

Shamanisme Sebagai Tradisi Budaya

Shamanisme telah menjadi sesuatu yang sangat penting dalam semua bidang kehidupan masyarakat Korea seperti sejarah, budaya, pengobatan, kepercayaan, dan pemikiran. Dukun dalam Shamanisme Korea dikenal dengan nama mudang. Dukun wanita disebut dengan mudang sedangkan dukun laki-laki disebut dengan baksu (Lee, 2008:78). Mudang memiliki fungsi sebagai penyembuh untuk penyakit jiwa dan raga. Mudang secara umum dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Seseummu (mudang keturunan) dan Gangsinmu (mudang perantara), tergantung bagaimana mereka menjadi mudang (Kim, 2009:147).

Gut Sebagai Bentuk Ritual Shamanisme

Gut merupakan ritual Shamanisme yang paling penting dalam perdukunan Korea. Dalam ritual ini mereka dapat melakukan kontak dengan Dewa dan roh melalui mediasi seorang mudang dengan tujuan untuk mencari jalan keluar dari permasalahan mereka. Ritual gut kerap dikaitkan dengan kegiatan dionysian yaitu minum, bernyanyi, dan menari. Dewasa ini ritual mudang telah mengalami beberapa konstruksi sosial sebab dari masifnya perubahan sosial yang cepat dan mendalam. Ritual- ritual telah menjadi sederhana, elemen-elemen, dan begitupun dengan karakteristik tradisional. Lebih jauh, para mudang di era perkembangan teknologi saat ini turut memanfaatkan media surat kabar dan internet guna menyampaikan pesan jasa mereka seperti melakukan ritual gut dan praktik meramal. Dapat dikatakan bahwa Shamanisme pada era modern saat ini sudah mendapat popularitas di kalangan publik.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unik nan Penuh Makna, Kupas Perbedaan Antara Shio dan Zodiak

  Ketika berbicara mengenai ramalan seputar kehidupan manusia, shio dan zodiak tentu menjadi kata yang melekat di benak. Ramalan tersebut umumnya memprediksi tentang keuangan, karir, dan percintaan seseorang tetapi tidak selamanya mutlak ya! Namun sesungguhnya shio dan zodiak memiliki perbedaan tersendiri dalam keyakinannya. Apa saja perbedaan tersebut? Perlu diketahui bahwa shio dan zodiak merupakan jenis astrologi yang merupakan sistem ramalan yang didasarkan pada waktu kelahiran. Namun perbedaannya terletak adalah shio merupakan astrologi Cina, sedangkan zodiak adalah astrologi barat. Meskipun memiliki peran yang seiras, keduanya dikenal dengan identitas, simbol, hingga elemen yang berbeda. Yuk simak selengkapnya! 1. Asal Muasal Zodiak merupakan suatu kepercayaan yang berasal dari Yunani Kuno. Kata zodiak sendiri sebenarnya adalah adaptasi dari bahasa latin, yaitu Zodiacos Cyclos. Zodiak pada awalnya digunakan oleh para petani untuk memprediksi hal-hal seperti ramalan cuaca dan ...

Identik Akan Warna Hijau Yang Mencolok, Samakah Green Tea Dengan Matcha?

  Kerap Dianggap Seiras, Menguak Perbedaan Karakteristik Green Tea dan Matcha! Denpasar, Ritatkala - Rasa menjadi hal yang unik dalam setiap kudapan. Jika membayangkan dua rasa yang identik dengan nuansa hijau yang pekat nan alami, maka rasa yang akan terlintas di bayangan kalian rasa adalah green tea atau matcha . Namun, tahukah kalian bahwa meskipun terlihat identik, faktanya green tea dan matcha bukanlah hal yang serupa. Lalu seperti apa perbedaan keduanya? Simak penjelasan berikut ini! Asal Muasal Melansir dari lama Nutriens, diketahui green tea dan matcha berasal dari satu tanaman yang sama, yakni    Camelia sinesis. Meskipun demikian, teh hijau atau green tea terbuat dari pucuk daun Camellia sinensis yang tidak mengalami proses pelayuan. Namun, untuk proses oksidasi   green tea serupa dengan proses yang digunakan dalam pembuatan teh oolong dan teh hitam. Ilustrasi Bubuk Matcha. Source Orami.co.id Sementara itu, matcha adalah salah satu dari jenis teh h...