Pernah terjebak dalam suasana jatuh cinta namun semuanya terasa janggal seakan rasanya terlalu nyata untuk menjadi sebuah realita? Begitu banyak ungkapan romantis yang dilanturkan hingga tak jarang menggoyahkan hati.
“Aku sayang kamu 1000%”
“Sampai ke ujung dunia pun akan kukejar”
“Tanpa kamu, aku hanya butiran debu”
Sekilas terdengar romantis, tetapi kamu juga hendak waspada sebab ungkapan “mengambil kesempatan dalam kesempitan” akan berlaku dalam situasi ini. Mengapa demikian? Hal ini dapat mengindikasikan kamu sedang terjebak dalam fenomena love bombing!
Apa Itu Love Bombing?
Jika diterjemahkan dari suku katanya love bombing merujuk pada tindakan ‘bom cinta’ dengan kata lain memberikan begitu banyak bentuk cinta pada seseorang. Umumnya, pelaku love bombing akan secara terus menerus mengirimkan sinyal cinta pada targetnya dalam intensitas yang sangat tinggi. Pada awalnya, semua mungkin tampak sempurna, kamu merasa istimewa, dibutuhkan, dicintai, dan juga merasa berharga. Namun, meskipun terdengar baik nan manis, love bombing ternyata dapat berbalik bagai sebuah boomerang dalam hubungan karena love bombing juga bisa dijadikan media manipulasi oleh seseorang untuk mengendalikan korbannya. Terdengar licik? Itulah yang sesungguhnya terungkap.
Setiap insan mendambakan sebuah cinta, tetapi love bombing merupakan gejala gangguan kepribadian narsistik sebab para pelaku love bombing kerap kali tak menyadari apa yang mereka lakukan. Pelaku love bombing akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan seseorang. Namun, setelah mendapatkan apa yang diinginkan, para pelaku love bombing akan berubah menjadi sosok yang manipulatif dan sulit untuk dipahami.
Mengapa Love Bombing Terjadi?
Jika ditelaah lebih dalam, tujuan utama love bombing adalah untuk menaklukkan hati pasangan. Namun dalam beberapa kasus, love bombing juga dijadikan alat untuk menghindari sebuah permasalahan. Selaras dengan hal itu, penyebab seseorang melakukan love bombing adalah disinyalir dari adanya dorongan untuk memanipulasi pasangan di awal hubungan. Ketika sebuah hubungan telah berjalan, maka love bombing akan dilakukan untuk menjerat kamu dalam situasi yang rumit bahkan tindakan ini kerap digunakan tatkala hubungan kalian sedang di fase krisis. Alih-alih membicarakan masalah yang, mereka yang kerap melancarkan aksi love bombing memilih untuk ‘membombardir’ pasangannya dengan hadiah dan masalah yang sesungguhnya terjadi tidak pernah benar-benar diselesaikan.
Bagaimana Dengan Fase Love Bombing?
Umumnya love bombing terbagi menjadi tiga fase utama yaitu idealizing, devaluing, dan discarding.
Pada fase idealisasi (idealizing),para pelaku love bombing akan menghujani berbagai pujian sehingga kamu akan merasa “spesial”. Tak jarang pada fase ini mereka akan mengirimkan pesan, hadiah, hingga menghubungi kamu dengan intensitas yang tinggi.
Beranjak pada fase devaluasi (devaluing) inilah mereka akan mulai menapaki kepribadian sesungguhnya, bersikap kasar, dominan, dan tak jarang mengekang pasangannya.
Berlabuh pada fase terakhir yakni meninggalkan (discarding), apabila mereka merasa bahwa pasangannya tak bisa memenuhi keinginannya, pelaku love bombing tak akan segan untuk meninggalkan pasangannya.
Nah, dari sekian bait di atas apakah kamu sudah sadar dan paham tentang love bombing? Perlu kamu ingat bahwa fenomena love bombing ini akan sangat merugikan baik secara terutama secara psikis. Lindungi diri sendiri dan jangan biarkan orang lain mempengaruhi langkahmu ke hal yang merugikan diri sendiri!
Komentar
Posting Komentar